Selasa, 02 September 2008

Pendahuluan

Telah banyak cara dilakukan untuk mengenal Sang Maha Pencipta. Berbagai pendekatan telah dilakukan, berbagai disiplin ilmu telah dijadikan rujukan, namun pengenalan yang sebenar-benarnya “kenal” tentang Sang Maha Pencipta tak pernah di temukan.

Allah Sang Maha Pencipta diperkenalkan oleh kitab-kitab-Nya. Allah Sang Maha Pencipta tidak diperkenalkan sebagai suatu materi, karena tidak ada suatu materipun yang dapat menyamai-Nya bahkan untuk dapat dibandingkan dengan-Nya.

Allah Sang Maha Pencipta memang mutlak ada keberadaan-Nya, karena tidak ada yang menyamainya maka hanya Dia yang mengenal diri-Nya (kenal yang sebenar-benarnya “Kenal”).

Dari beberapa pendekatan untuk menuju Sang Maha Pencipta, pendekatan melalui ciptaan-Nya-lah yang paling banyak diterima. Akan tetapi sampai saat ini tabir ciptaan-Nya itu sendiri belum terungkap keseluruhannya, sehingga pengenalan juga belum menyelesaikan akan keberadaan-Nya.

Mungkinkah keterpurukan saat ini oleh karena manusia tidak mengenal Sang Maha Pencipta dalam arti sebenar-benarnya “kenal”. Atau telah terjadi pendangkalan pada ajaran kebenaran Allah Sang Maha Pencipta sehingga doa-doa tidak lagi “makbul”?

Melalui akal dalam kontek keimanan yaitu penggabungan ruhani dan daya piker (nalar) sambil berpegang teguh pada eksistensi Sang Maha Pencipta maka kita bebas berpikir sedalam-dalamnya “fikir”, membuka diri seluas-luasnya “luas”.

Sadar akan keesaan-Nya dan sadar akan eksistensi-Nya, hanya dengan mendalami hasil ciptaan-Nya lah, kedekatan kepada-Nya akan tercapai.

Melalui ciptaan-Nya yang tertinggi, berdasarkan pengujian akal yang merupakan gabungan ruhani (spiritual) dan daya fakir (nalar), maka diyakini Energi Hiper Metafisik adalah jembatan terdekat untuk menuju kepada pengenalan-Nya.

Dengan Energi Hiper Metafisik raihlah kekayaan Allah Sang Maha Pencipta, yang merupakan segala pencerahan kalbu yang sangat dibutuhkan untuk hidup dan kehidupan manusia.

Jadikanlah “Allahu Akbar” sebagai senjata untuk memerangi diri sendiri, sehingga iman kepada Allah Sang Maha Pencipta dapat diperkuat dan pada akhirnya ia dapat menguatkan iman orang lain. Dengan demikian akan terakumulasi pemahaman akan Allah Sang Maha Pencipta yang teraplikasi pada peningkatan kualitas jatidiri sebagai makhluk ciptaan.

Tidak ada komentar: